Monday, 25 November 2013

Setting NTP Client Debian

NTP Server digunakan untuk mensingkronkan waktu yang ada di server kita dengan waktu yang ada di server seluruh dunia yang terhubung oleh protokol yang dinamakan NTP (Network Time Protocol).
Udah gitu doank pembukaannya, sekarang kita akan membahas tentang cara setting NTP server di Debian.
Caranya
#apt-get install ntp ntp-simple ntpdate

Kalo udah selesai, buka di /etc/ntp/ntp.conf
cari di dalam file itu parameter "server", edit sehingga menjadi (misal saya menggunakan pool ntp di Indonesia):
=========
server 0.id.pool.ntp.org
server 1.id.pool.ntp.org
server 2.id.pool.ntp.org
=========
Save dan exit.

Kemudian restart ntp dengan
/etc/init.d/ntp restart

Cek penggunaan ntp dengan


#ntpq -p

dari outputnya dapat kita lihat server mana yang kita pakai.

See you next time....

Mount ISO Library from Windows Sharing or Samba in XenServer fro XenCenter

In case, I just want to mount ISO directory in my samba (Linux Sharing) then I can use it for my virtual machine installation, so I don't need to insert the installation CD into my hypervisor machine every time I need to install new VM.
Okay, without many strings attached, lets go...

  1. Login to your XenServer using XenCenter
  2. Click "New Storage" Button
  3. Select Windows File Sharing (CIFS)
  4. Define the Storage Repository Name, don't forget to check the Autogenerate bla... bla... bla... in the below the "Name" field.
  5. Give the share name of your ISO Library and username/password when it required for access your folder sharing. After complete all, click "Finish" button and wait the process.
  6. Taraa.... Your ISO Library was successfully mounted and ready to use.

See you...

Copy VM di XenServer via XenCenter, Fast Clone vs Full Copy

Haloo...
Lama juga ga nulis di blog yang usang namun ditinggal sayang ini...

Beberapa hari yang lalu di kantor Alhamdulillah masih dipercaya buat megang server virtual yang pake XenServer buatan Citrix. Task kali ini adalah buat install plus konfig 4 server virtual dengan konfig yang sama perciss (pake "c" dan "s" dua). Kalo install "one by one", sangat merepotkan dan wasting time banget kan?? (sebenernya sih boring.. hehehe...). Nah, biar efektif (read: boring), kita copy aja VM nya.
Jadi biar gampang dan ga butuh downtime, kita bikin satu master VM yang udah di update patch, install paket yang dibutuhkan, config, dll, tapi ga boleh dipake buat service, buat keperluan master copy doank.
Nah, kalo udah selesai di copy, tinggal pasang ip dan jalanin service, jadi deh..
Trus gimana caranya? Cekidot:
  1. Pastikan sudah tercreate Storage Repository sebagai tempat bersemayam VM baru hasil copy'an (nanti kalo sempet, ane tulis tentang storage, :) )
  2. Buka dan login ke Hypervisor yang akan dicopy VM didalamnya.
  3. Untuk bisa dicopy, VM harus dalam posisi shutdown, klik kanan pada VM yang akan di copy lalu pilih copy VM.
  4. Muncul window baru, pilih storage mana yang akan menjadi tujuan VM baru hasil copyan ini. Pada contoh ini saya pilih test vm copy. Dan klik "copy"
  5. Pindah tab ke log section, kita tunggu hingga proses selesai.
  6. Jika sudah selesai, maka akan nampak hasil copy VM yang kita butuhkan.
  7. Tinggal nyalain dan adjust parameter2 privat kaya IP Address, de es beh.
  8. Udah gitu doank...
Tambahan Ulasan:

Pada saat copy VM, ada dua pilihan yang harus kita pilih, yaitu "Fast Clone" dan "Full Copy". Apa ya bedanya?
Kalo fast clone, dia akan clone dengan mengambil parameter disk pada master vm-nya, dan vm yang baru hasil clone akan "ditempatkan" pada LVM yang sama dengan master-nya.
Sedangkan full copy, kita diberi kebebasan untuk memilih lokasi volume / LVM yang akan menjadi "kediaman" VM baru tersebut.
--Laporan langsung sementara hasil testing sore ini, kalo ada yang mungkin mau menambahkan dipersilahkan--

Sampai jumpa di tulisan lain...